Selamat datang

Pages

Rabu, 07 Mei 2014

Esay AAI 2012



BILQIS
SANG MOTIVATOR
Assalamu’alaykum Warohmatullohi Wabarokaatu
Kisahnya amat sederhana, tetapi sangat bermanfaat dan sangat berkesan untukku.
Berawal pada tanggal 26 Mei 2012 ketika itu adalah pengumuman kelulusan untuk tingkat SMA dan ba’da maghrib aku ditelepon oleh guru BP SMA N KEBAKKRAMAT bahwa pengumuman undangan juga hari itu, dan aku diterima di Universitas Sebelas Maret. Sungguh sangat membanggakan ketika aku diterima di Universitas kebanggaan ini lewat jalur undangan tanpa test, kedua orangtuaku sangat bahagia walaupun aku diterima di prodi yang bukan favoritku, tapi apa aku bisa menghancurkan kebahagiaan orangtuaku? Jawabannya tentu TIDAK.
TIDAK karena belum tentu jika aku melepas ini dan diterima di prodi favoritku,aku juga yakin bahwa kemampuanku tidaklah seberapa,karena aku bukan orang pandai.
TIDAK karena banyak yang akan terluka jika aku melepaskan kerja keras guru-guru BP di SMA ku dulu,
TIDAK karena banyak perenungan yang telah aku jalani,banyak sharing-sharing dengan teman-teman dan sahabat-sahabatku,dan mereka semua menyemangati dan menyadarkan aku bahwa aku di SINI atas ridho ALLOH SWT, inilah yang ditakdirkan Alloh untuk orang sepertiku.
Walaupun telah sadar tetapi sepertinya  ada yang tidak ikhlas dalam hatiku entah apa itu, apalagi setelah menyadari bahwa lingkungan tempatku menggali ilmu kebanyakan adalah ikhwan dengan latar belakang SMK atau STM.
Tidak ada yang terlintas dalam fikiranku kecuali kemakluman terhadap segala apa-apa yang ada dalam prodi tempatku menaung sekarang. Sampai pada suatu masa ketika mahasiswa FKIP dikumpulkan dalam satu ruangan yang megah di gedung F Fakultas FKIP, atau disebut juga gedung ungu. Saat itu aku berfikir bahwa kegiatan itu hanya sebatas promosi, tapi disana ternyata di perkenalkan apa itu AAI (Asistensi Agama Islam), apa kerjanya, apa saja kegiatannya ,seberapa pentingnya, dan lain sebagainya.
              Dalam benakku aku menganggap itu media yang bagus karena sejak duduk dikelas XII SMA, memang menjadi target awal untuk memperdalam pengetahuanku tentang Islam, walaupun masih ada forum-forum dan unit kegiatan beralas islam lainnya.
Seketika itu, ternyata sudah dibagi kelompok dan asistennya masing-masing, aku sedikit kecewa karena kelompokku tidak seperti yang aku harapkan, aku bersama teman-teman satu prodi tetapi tidak ada yang membuatku nyaman saat bersama mereka.
Aku berusaha pindah kelompok, dan meminta ijin dengan kakak-kakak asisten yang ada disitu, tetapi saat itu aku agak kesal karena waktu perama kali aku bertanya kepada kakak asisten dibagian presensi prodi PTM 2012, kakak asistennya agak judes dan kurang ramah, saat itu timbul mainset dalam fikiranku bahwa kakak asisten itu agak judes, tanpa sebab tertentu dia langsung meninggalkan meja tempatku bertanya tanpa pamit ato sepatah kata apapun kecuali “TIDAK BOLEH”. Aku masih tercengang dengan sikap kakak asisten itu, aku berfikir “apakah aku bertanya dengan tidak sopan sehingga kakak asisten bersikap seperti itu?”. Aku tetap menunggu di meja presensi itu dengan penuh pertanyaan dalam fikiranku.
              Lalu muncul kakak asisten lainnya dari meja disamping kiriku, beliau murah senyum dan menyapaku dengan ramah, kalau tidak salah beliau berkata     “ ada yang bisa kakak bantu adek?”
Tanpa hitungan menit langsung mengubah kesan pertamaku tadi, dalam batinku berkata “ walau tidak secantik kakak yang tadi, walau tidak seindahan jika dipandang mata tetapi sikap dan senyuman akan menumbuhkan rasa aman.”
Lalu aku bertanya apakah aku bisa pindah kelompok ke kelompok yang lain?
Kakak itu menjawab dengan murah senyum “adek namanya siapa?”
Dan kemudian aku menjawab “RIRIN ROHWA WIJAYANTI mbak dari PTM 2012”
Lalu kakak itu berkata “oh adek ada diurutan paling atas tho? Wah tidak bisa itu dhek”
Lalu aku menjawab “kenapa tidak bisa  mbak?”
Tetapi kali ini tidak dijelaskan namun mbak asisten justru bertanya “lha kenapa ingin pindah dhek?”
Lalu aku menjawab dengan ringan “aku akan terasa kurang nyaman jika bersama dengan kelompok itu”
Lalu kakaknya menjawab “ nggak papa dhek justru adek akan dituntut disini, ini kesempatan bagus buat adek untuk bersosialisasi dengan teman adek satu kelompok, dan kelompok lainnya di prodi adek.”
“Subhanalloh kakak ini perkataannya sangat menenangkan  hati”,begitu gumamku dalam hati. Kemudian aku pergi sambil berpamitan dan mengucapkan terima kasih.
Walau sedikit kecewa tetapi aku merasa sedikit senang bisa bertemu dengan kakak asisten yang kedua  tadi dan aku berharap akan berjumpa lagi dengan kakak itu.
              Lalu dengan berjalannya waktu AAI perdana pun dilaksanakan, dikampus ku yang rindang didalam mushola kecil yang rapuh halaqoh AAI berlangsung, saat itu dirapatkan tentang struktur organisasi AAI dari kelompok kami dan saat itu saya dipilih untuk menjadi ketua kelompok AAI. Sungguh saat itu saya sedikit terkejut karena saya belum pernah memimpin suatu organisasi kecuali dulu waktu SMA ditunjuk sebagai wakil ketua di kelas. Kemudian dibentuk bendahara sekertaris dan pembagian tugas untuk pengisian tausiyah. Saat itu juga dimusyawarahkan tentang nama AAI kami, dan nama AAI kami adalah “BILQIS” yang beranggotakan 9 orang. Berdasarkan kesepakatan bersama AAI BILQIS dilaksanakan setiap hari Selasa pagi jam 08.00 WIB sampai jam 09.30 WIB.
Karena mushola PTK tidak mendukung, maka AAI kami diselenggarakan di masjid NURUL HALIMAH di R.S SOEHARSO atau lebih dikenal dengan Rumah Sakit ORTHOPEDI.

Setiap pertemuan urut-urutan acara kami adalah
1.        Pembukaan
2.       Tilawah Al-Qur’an
3.       Tausiyah dari teman-teman BILQIS
4.       Materi AAI yang disampaikan oleh kakak asisten kami yaitu kakak Wahdatun Ni’mah dari pendidikan ekonomi Universitas Sebelas Maret.
5.       Tanya jawab
6.       Penutup
Walaupun singkat tetapi banyak ilmu yang kami dapatkan dari kegiatan AAI tersebut baik yang telah kami ketahui maupun belum. Kami juga pernah mengadakan AAI di Taman Balai Kambang, pada saat itu adalah moment sangat menyenangkan karena selain ilmu kami juga dapat menyegarkan fikiran. Ada kegiatan outbound yang walaupun sangat sederhana tetapi sangat seru. Kerjasama,  kekompakan, kekuatan, tekat, semangat, dan ketulusan membuat kami menang dalam outbound itu. Saat itulah aku mulai sadar bahwa kebahagiaan kita tidak hanya didapat dari apa-apa yang kita inginkan, tetapi dalam lingkungan yang tidak kita inginkan dan walaupun terkesan asing bagi kita tapi akan terasa menyenangkan jika kita menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan penghuninya.
              Kegiatan AAI mengajariku bagaimana mengenal Alloh dan apa saja yang ada dalam islam. AAI menumbuhkan azzam dalam diriku untuk lebih mengenal Islam secara kaffah.
Tanpa AAI aku mungkin masih bimbang dengan pilihan hidup yang aku jalani. Dan dengan AAI akan menjadikan kekerabatan diantara akhwat-akhwat PTM 2012 akan semakin erat.
AAI memberiku motivasi bahwa apa yang Alloh berikan kepada kita adalah yang terbaik menurut Alloh SWT, walaupun tidak seperti yang kita harapkan.
Wassalamu’alaykum Warohmatullohi Wabarokaatu



Jazakumulloh khoiron katsiron AAI dan kakak-kakak AAI.




0 komentar:

Posting Komentar

masukan dari pembaca sangat saya harapkan..
silahkan comment :)