BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
DISUSUN
OLEH :
NAMA : RIRIN ROHMA WIJAYANTI
NIM : K2512062
DISUSUN UNTUK
MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH OLAHRAGA KESEHATAN DENGAN DOSEN
PENGAMPU: MATSURI, M.PD.,
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
SEMESTER I FKIP UNS
TAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
MASALAH
Berdasarkan pasal
31 ayat 1 UUD 1945 menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran”. Ayat ini memiliki beberapa implikasi terhadap pembangunan dalam
bidang pendidikan, antara lain adalah: (1) karena pengajaran merupakan hak
warga negara, maka ada suatu kewajiban (dari pemerintah, masyarakat, dan
lain-lain) untuk memenuhi kebutuhan tersebut; dan (2) karena pengajaran
merupakan hak warga negara, maka tidak ada deskriminasi atau pembedaan bagi
tiap warga negara dalam mendapatkan pengajaran. Untuk itu, semua anak termasuk
anak dengan kebutuhan khusus, maka sama-sama memiliki hak yang sama dalam
memperoleh pengajaran. Implikasinya adalah bagaimana bentuk dan upayanya dalam
memberikan pelayanan yang adil dan fair terhadap semua anak.
Anak adalah titipan
tuhan yang harus kita jaga dan kita didik agar ia menjadi manusia yang berguna
dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara umum anak mempunyai hak dan kesempatan
untuk berkembang sesuai potensinya terutama dalam bidang pendidikan. Namun
seringkali kita melihat perkembangan prestasi anak yang ternyata tergolong
memiliki bakat istimewa. Setiap individu hendaknya mendapat kesempatan dan
pelayanan untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan, kecerdasan,
bakat, minatnya, latar belakang dan lingkungan fisik serta sosial masing-masing
siswa maka kemajuan belajar siswa yang setingkat (sekelas) mungkin tidak sama.
Setiap anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat anak ini
tidak bisa langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua harus mengenali
dan memahami bakat yang dimiliki anaknya. Dengan memahami bakat anak, akan
lebih mudah dan terarah dalam mengembangkannya.
II.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1.
Memahami bagaimana
cara pengembangan bakat yang dimiliki anak berkebutuhan khusus,
2.
Memahami jenis dan
karakteristik anak berbakat yang dihadapi anak,
3.
Memahami cara
pengembangan bakat anak Berkebutuhan khusus,
4.
Memahami bagaimana
Mengembangkan bakat olahraga pada anak berkebutuhan khusus.
BAB II
KAJIAN TEORI
Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang mengalami kelainan sedemikian rupa
baik fisik, mental, sosial maupun kombinasi dari ketiga aspek tersebut,
sehingga untuk mencapai potensi yang optimal ia memerlukan Pendidikan luar
biasa(PLB). PLB merupakan pendidikan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan ABK. Adapun yang dirancang dalam PLB adalah kelas, program dan
layanannya. Sehingga PLB dapat diartikan juga sebagai Spesial kelas, program
atau layanan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Anak luar
biasa. ABK bisa memiliki masalah dalam sensorisnya, motoriknya, belajarnya, dan
tingkahlakunya. Semua ini mengakibatkan terganggunya perkembangan fisik anak.
Hal ini karena sebagian besar ABK mengalami hambatan dalam merespon rangsangan
yang diberikan lingkungan untuk melakukan gerak, meniru gerak dan bahkan ada
yang memang fisiknya terganggu sehingga ia tidak dapat melakukan gerakan yang
terarah dengan benar.
Di
satu sisi, Anak luar Biasa harus dapat mandiri, beradaptasi, dan bersaing
dengan orang normal, di sisi lain ia tidak secara otomatis dapat melakukan
aktivitas gerak. Secara tidak disadari akan berdampak kepada pengembangan dan peningkatan
kemampuan fisik dan keterampilan geraknya. Pendidikan jasmani bagi ABK
disamping untuk kesehatan juga harus mengandung pembetulan kelainan fisik.
PENGEMBANGAN
BAKAT OLAHRAGA
PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
- Pengertian
Anak Berbakat Bakat merupakan talenta untuk membangun
kekuatan pribadi anak di masa mendatang. Kesadaran akan sisi kekuatan seorang
anak perlu digali dengan bantuan orang tua. Kesadaran akan pentingnya
mengembangkan sisi kekuatan anak-anak ini tampaknya sangat disadari oleh orang
tua dan pendidik yang membimbing siswa-siswa berkebutuhan khusus dalam mengolah
pengetahuan dan ketrampilan mereka dalam bidang seni dan bidang olahraga.
- Kebutuhan belajar siswa berbakat.
Merujuk
kepada konsep keberbakatan yang menggunakan perspektif yang lebih inklusif dan
bersifat majemuk serta karakteritik umum yang dapat diidentifikasi maka
kebutuhan belajar siswa berbakat secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian besar yaitu:
1) kebutuhan dalam mengembangankan kemampuan intelektual
dan kreatifitas,
2) kebutuhan dalam mengembangkan aspek sosial-emosional dan motivasi. Oleh karena itu pembelajaran bagi siswa berbakat seharusnya diarahkan untuk mengembangkan kedua hal tersebuat. Hal yang sering terabaikan dalam pembelajaran termasuk pembelajar siswa berbakat dalam hal pengembangan kreativitas dan sosial-emosional. Pembelajaran biasanya lebih banyak mengembangkan aspek intelektual. Hal ini dapat dimaklumi karena guru dalam melakukan pembelajaran sering terburu-buru dan kehabisan waktu untuk mengerjar terget kurikulum. Aspek kreativitas anak jarang tersentuh. Maka menjadi tidak mengherankan, jika pendidikan kita hanya menghasilkan siswa yang siap untuk ujian bukan siswa kreatif yang siap mengahadapi tantangan hidup. Strategi Pembelajaran yang Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif.
2) kebutuhan dalam mengembangkan aspek sosial-emosional dan motivasi. Oleh karena itu pembelajaran bagi siswa berbakat seharusnya diarahkan untuk mengembangkan kedua hal tersebuat. Hal yang sering terabaikan dalam pembelajaran termasuk pembelajar siswa berbakat dalam hal pengembangan kreativitas dan sosial-emosional. Pembelajaran biasanya lebih banyak mengembangkan aspek intelektual. Hal ini dapat dimaklumi karena guru dalam melakukan pembelajaran sering terburu-buru dan kehabisan waktu untuk mengerjar terget kurikulum. Aspek kreativitas anak jarang tersentuh. Maka menjadi tidak mengherankan, jika pendidikan kita hanya menghasilkan siswa yang siap untuk ujian bukan siswa kreatif yang siap mengahadapi tantangan hidup. Strategi Pembelajaran yang Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif.
Oleh karena itu
sangat penting untuk menginisiasi keterampilan berpikir kreatif ke dalam
pembelajaran. Sehubungan dengan itu proses belajar bersifat aktif dalam
menciptakan dan mencipta kembali pengetahuan melalui tindakan dalam lingkungan,
sehingga pengetahuan menjadi milik orang yang belajar. Belajar bukan menerima
pengetahuan dari guru melainkan mengkonstruksi sendiri pengetahuan oleh yang
belajar. Siswa berbakat sering merasa bosan dalam mengerjakan tugas-tugas
karena mereka menganggap tidak relevan dan tidak ada sesuatu yang baru yang
dapat dipelajari. Oleh karena itu tugas-tugas untuk siswa yang mempunyai
kemampuan tinggi diberikan dalam bentuk project work, baik individual project
work maupun group project work, yang berhubgungan dengan pelajaran tertentu
atau tugas yang berdiri sendiri. Tugas-tugas dalam bentuk projek work bersifat
pemecahan masalah yang menantang. Tugas tidak diberikan dalam bentuk
penyelesaian soal-soal yang bersifat tradisional.
- Pengembangan bakat Jalur Inklusi (Siswa berkebutuhan khusus) dalam
pembelajaran untuk
tingkat sekolah mempertimbangakan pengembangan bakat keistimewaan kecerdasan
dan bakat istimewa.
Untuk Kategori
Bakat Istimewa (BI) :
a. Ruang kelas
Bakat Istimewa (BI) berdiri sendiri yang khusus berisi anak-anak dengan layanan
kebutuhan khusus yang proporsional fokusnya pada pengembangan seni dan olahraga
(tidak dicampur dengan reguler) representatif.
b. Berisi minimal 16
siswa dan maksimal 24 siswa.
c. Ruang kelas
hanya berisi siswa yang spesial mempunyai Bakat Istimewa (BI) dalam bidang seni
(tari, musik, lukis) dan olahraga (Bola basket, Bola Volly, Futsal, Tenis
Lapangan dll).
d. Sarana olahraga
lengkap (area + fasilitas milik sendiri) khusus bidang olahraga meliputi: Bola
Basket, Bola Volly, Tenis Lapangan, Futsal.
e. Sanggar seni
lengkap khusus bidang tari (REYOG), Teather, seni lukis dan studio musik milik
sendiri.
f. Setiap event atau kompetisi di bidang olah raga dan
seni difasilitasi oleh sekolah (biaya bimbingan dan penghargaan). Target :
Terbentuknya siswa-siswi yang mempunyai keunggulan seni-olahraga-kesantunan
prilaku dan berprestasi dalam bidang tersebut.
- Upaya untuk pengembangan bakat anak berkebutuhan Khusus
Sekolah
merupakan salah satu lembaga sosial yang diharapkan dapat membantu anak-anak
mencapai prestasi pendidikan yang baik. Namun disamping sekolah orang tua
memiliki peran yang sangat berarti dalam mengembangkan bakat anak. Peran pola
asuh keluarga yang dilandasi kasih sayang, dan disertai pemberian stimulasi
(perangsangan) yang cukup dan sesuai dipercaya dapat melahirkan anak-anak yang
berbakat. Kerja sama antara sekolah dan orang tua sangat dibutuhkan. Para orang
tua bagi anak-anak yang berprestasi tinggi memberikan pola asuh yang baik
disertai kehangatan, selanjutnya para guru memberikan pelatihan yang baik.
Hal yang bisa
dilakukan orangtua dirumah adalah sebagai berikut:
•Patoklah prestasi
akademis yang tinggi namun realistis buat anak.
•Tanamkanlah rasa
optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya. •Bicara dan bermain dengan
anak, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi. •Berceritalah mengenai berbagai
peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang
terjadi di lingkungan sekitar. Saat berbicara mengenai
rutinitas harian Anda, jelaskan apa yang Anda lakukan dan mengapa
•Perhatikan apa
yang mereka suka lakukan, seperti Menonjolkah ia dalam
olahraga tertentu? Bantu mereka mengembangkan kesukaan
itu, dan cari tahu bagaimana mereka bisa mengikuti lomba di lingkungan sekitar
atau di tingkat kota.
•Cari anggota
keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak mengembangkan bakat mereka.
Hal yang harus diwaspadai oleh orang tua orang tua
hendaknya waspada akan diri mereka apakah mereka memberikan respon sungguh
terhadap kebutuhan anak ataukah hanya memberikan respon kepada bakat yang
dimiliki anak. Tidak sedikit orang tua yang salah dalam hal ini yaitu
adakalanya orang tua menyadari anak mereka berbakat lantas secara menggebu-gebu
memaksa anakya mengikuti latihan-latihan dengan program yang sangat ketat.
Dorongan seperti ini lambat laun akan membuat anak menyadari bahwa orang tua
mereka lebih berminat pada bakat yang mereka miliki daripada memperhatikan
kesejahteraan dan kebahagiaan diri mereka selaku anak-anaknya. Karenanya para
orang tua serta pendidik harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Dorongan,
apalagi pemaksaan secara berlebihan pada anak dapat melunturkan motivasi anak
untuk mengembangkan bakat mereka. Anak akan merasa tertekan, sakit hati, atau
melakukan sesuatu hanya karena berharap memperoleh hadiah. Masa kecil mereka
bahkan akan hilang sebagian.
2. Pujian yang
berlebihan pada anak-anak usia muda atau menjadikan anak sebagai figur publik
secara terus menerus merupakan bentuk eksploitasi terhadap anak bahkan cendrung
melunturkan semangat anak untuk mengeksplorasi bakat mereka lebih lanjut.
3. Pujian yang
berlebihan tanpa kendali emosi juga dapat membawa anak terbjebak ke dalam sikap
lupa diri.
4. Para orang tua
yang memiliki anak-anak berbakat hendaknya jangan terlalu berharap bahwa
anak-anak tersebut kelak akan menjadi kreator, inventor atau inovator. Seorang
anak yang berbakat sebagai seorang dokter tidak harus menjadi penemu serum
tertentu tetapi dapat menjadi pelayan kesehatan yang sangat baik bagi
masyarakat.
Dengan demikian,
sebaiknya yang dapat dilakukan guru dan orang tua agar anak dapat berprestasi
dengan cara menyenangkan adalah sebagai berikut:
(1) Orang tua dan
guru harus menyadari bahwa setiap anak merupakan pribadi yang unik dan berbeda
satu dengan yang lain. Perbedaan ini terjadi karena setiap anak mempunyai
bakat, kemampuan, dan kebutuhan yang berbeda.
(2) Setiap anak pasti mempunyai salah satu dari sembilan kecerdasan yang diberikan Allah SWT. Bahkan, ada juga anak yang memiliki lebih dari satu kecerdasan. Kecerdasan itu adalah kecerdasan linguistik, matematika-logika, ruang-visual, musik, naturalis, interpersonal, intrapersonal, kemampuan olah tubuh, dan spiritual.
(2) Setiap anak pasti mempunyai salah satu dari sembilan kecerdasan yang diberikan Allah SWT. Bahkan, ada juga anak yang memiliki lebih dari satu kecerdasan. Kecerdasan itu adalah kecerdasan linguistik, matematika-logika, ruang-visual, musik, naturalis, interpersonal, intrapersonal, kemampuan olah tubuh, dan spiritual.
(3) Membantu anak
untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Misalnya potensi fisik, iman,
akhlak, ibadah, emosi, sosial, mental, dan keterampilan. Biarkan anak
mengembangkannya seperti keinginannya, sedangkan orang tua mengarahkan saja.
(4) Sampaikan materi sesuai dengan kebutuhan,
perkembangan, kemampuan dan bakat anak. Sampaikan materi secara efektif, yakni
dengan bermain, bernyanyi, atau bercerita. Sesekali tinggalkan status orang tua
yang melekat pada kita, misalnya berubah menjadi badut, tukang sulap, ilmuwan,
atau sahabat bagi anak kita.
(5) Prestasi anak bukanlah prestasi untuk orang tuanya. Prestasi itu untuk diri anak itu sendiri. Orang tua cukup mengarahkan dengan benar dan membantu anak dengan cara-cara yang disukai anak, bukan dengan hukuman atau omelan yang bisa merusak hubungan harmonis anak dengan orang tua.
(5) Prestasi anak bukanlah prestasi untuk orang tuanya. Prestasi itu untuk diri anak itu sendiri. Orang tua cukup mengarahkan dengan benar dan membantu anak dengan cara-cara yang disukai anak, bukan dengan hukuman atau omelan yang bisa merusak hubungan harmonis anak dengan orang tua.
BAB III
KESIMPULAN
- SIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat dikemukakan adalah
(1) Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani
bagi anak dengan kebutuhan khusus belum menerapkan pendekatan pembelajaran
dengan berbagai bentuk pembelejaran yang disesuaikan dengan kondisi tiap anak.
(2)
Adanya keterbatasan parameter dalam mendiagnosis anak dengan kebutuhan khusus.
Pada umumnya hanya didasarkan pada parameter medis.
(3)
Baik sekolah reguler maupun sekolah bagi anak dengan kebutuhan khusus masih
menerapkan paradigma bahwa semua anak dipandang sama kondisinya, belum
mempertimbangkan dan memperhatikan kebutuhan tiap siswa.
(4)
Penanganan pembelajaran bagi anak dengan kebutuhan khusus yang diselenggarakan
di sekolah-sekolah, anak justru dipisahkan dari dunianya, yaitu dunia anak pada
umumnya. Pendekatannya masih bersifat “Ekslusi” belum menerapkan pendekatan
“Inklusi”.
(5)
Selama ini pandangan masyarakat, orang tua, guru, atau orang-orang yang
terlibat dalam pendidikan anak dengan kebutuhan khusus memiliki pandangan bahwa
kecacatan bersifat “Kondisional” bukan “Situasional”, sehingga kecacatan yang
melekat pada anak menjadi label yang tidak pernah lepas dari anak.
(6)
Dalam menangani dan mendidik anak dengan kebutuhan khusus lebih banyak
menekankan pada kebutuhan dan keinginan guru daripada kebutuhan dan keinginan
anak.
(7)
Penanganan pendidikan anak dengan kebutuhan khusus seringkali masih didekati
dengan pendekatan yang bersifat parsial, yakni hanya didekati dengan sudut
padang atau disiplin tertentu.
(8)
Pembelajaran pendidikan jasmani hanya melibatkan keterampilan gerak kasar (Gross
skill), yakni melibatkan otot-otot besar.
(9)
Pembelajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan selama ini lebih
menekankan pada pencapaian tujuan aspek fisik atau psikomotor.
- SARAN
Berdasarkan
kesimpulan tersebut dapat diajukan beberapa saran,
(1)
Perlunya penerapan pembelajaran dengan pendekatan inklusi, bukan eksklusi.
(2)
Dalam mendiagnosis anak dengan kebutuhan khusus hendaknya didekati dari
berbagai sudut pandang. Dengan pendekatan ini diharapkan akan diperoleh data
yang akurat, sehingga dalam mengidentifikasi kekhususan maupun aspek lain juga
akurat, dan sebagai akibatnya dalam penanganan pembelajarannya pun juga tepat.
(3)
Perlunya sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap anak, yakni
yang disesuaikan dengan karakteristik kekhususan dan latar belakang anak.
(4)
Dari segi materi, program pendidikan jasmani bagi anak dengan kebutuhan khusus
hendaknya tidak hanya menekankan aspek fisik atau psikomotor, tetapi yang
berorientasi pada aspek-aspek lain, seperti aspek kognitif dan afektif.
(5)
Perlunya dipersiapkan dan disusun program pembelajaran pendidikan jasmani yang
bersifat variatif. Artinya program pembelajaran tersebut tidak hanya berisi
aktivitas gerak yang melibatkan keterampilan gerak kasar, tetapi juga berisi
keterampilan gerak halus.
(6)
Melihat karakteristik kecacatan dan kompleksitas yang dihadapi anak dengan
kebutuhan khusus, maka dalam menangani dan mendidik diperlukan tenaga pendidik
yang khusus dan handal yang memiliki keahlian dalam bidang tersebut, bukan
sekedar guru biasa, seperti halnya guru-guru di sekolah reguler.
(7)
Perlunya dibangun persepsi yang sama dalam menangani dan mendidik anak dengan
kebutuhan khusus, baik oleh keluarga, pemerintah, masyarakat, dan lembaga
pendidikan.
Oleh
karena itu, sosialisasi mengenai pendekatan penanganan dan pendidikan yang
benar terhadap anak dengan kebutuhan khusus perlu dilakukan.
BAB IV
DAFTAR RUJUKAN
Abdullah, Arma. 1996. Pendidikan Jasmani Adapif.
(Jakarta: Departemen Pendidikan Kebudayaan, Diretora Jenderal Pendidikan
Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Bucher, Charles A. 1979. Administration of Physical
Education & Athletics Programs. St. Louis: The C.V. Mosby Company.
Pate, Russell R., Robert Rotella, and Bruce McClenaghan. 1984. Scientific
Foundations of Coaching. New York: Saunders College Publishing.
Rejeski, W. Jack and Focht, Brian C.
2002. Aging and Physical
Disability: On Integrating Group and Individual Counseling with the Promotion
of Physical Activity. Exercise and Sport Science
Reviews,Volume 30. Number 4. October 2002 : The American Colleges
of Sports Medicine.
________. 2011. Pengembangan Bakat Olahraga Pada Anak Berkebutuhan Khusus. http://tamamijaya.blogspot.com/2012/02/pengembangan-bakat-olahraga-pada-anak.html. ________: www.tamamijaya.blogspot.com, (Diakses hari Rabu,19 Desember 2012).
________. 2010. Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Bagi Anak dengan Kebutuhan Khusus: Tinjauan Terhadap
Aspek-aspek yang belum Mendapat Penekanan. http://soulmindfaith.blogspot.com/2010/05/pembelajaran-pendidikan-jasmani-bagi.html,Senin, 17 Mei 2010. _______:
http://soulmindfaith.blogspot.com, (Diakses hari Rabu,19 Desember 2012).
0 komentar:
Posting Komentar
masukan dari pembaca sangat saya harapkan..
silahkan comment :)